1.
Pendahuluan
Pengertian Instrumen dalam Penelitian
Kualitatif
Penelitian merupakan
sebuah proses pengumpulan data, kemudian diolah sehingga menghasilkan sebuah
kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, akan dicari solusi dari
permasalahan yang telah diteliti. Proses-proses yang harus dilalui dalam sebuah
penelitian tidak dilakukan dengan sembarangan. Telah ada sebuah kerangka
penulisan baku yang harus dipatuhi oleh seorang peneliti, sehingga di dapatkan
sebuah karya ilmiah yang ideal.
Salah satu kaidah dalam
penelitian adalah, seorang peneliti harus menentukan sebuah metode untuk
mengambil data. Metode penelitian merupakan sebuah cara ilmiah untuk
mendapatkan data sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Terdapat beragam metode
pengambilan data dalam penelitian, di antaranya adalah observasi. Metode ini
mengharuskan peniliti untuk terjun langsung ke tempat penelitian untuk
mengambil data.
Metode penelitian pun
memiliki beberapa komponen yang disebut sebagai instrumen penelitian. Instrumen
merupakan sebuah alat atau piranti yang digunakan leh seorang peneliti untuk
mengambil data di lapangan. Mungkin kedua hal tersebut, metode dan instrumen
penelitian, terdengar memiliki pengertian yang sama, namun pada dasarnya
keduanya merupakan dua hal yang sangat berbeda. Metode penelitian merupakan
sebuah cara, sedangkan instrumen merupakan sebuah alat. Jadi dalam sebuah
metode terdapat sebuah instrumrn atau lebih.
Lantas apa sajakah yang
menjadi instrumen penelitian, khususnya dalam metode penelitian kualitatif?
Makalah ini akan mencoba menjelaskan beragam instrumen yang sering digunakan
peneliti untuk mengambil data dalam penelitian kualitatif.
2. Pembahasan
a. Pengertian Instrumen dalam Penelitian
Kualitatif
Secara bahasa, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian instrumen adalah alat yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu, sarana penelitian untuk mengumpulkan data.[1]
Sementara itu dalam penelitian kualitatif,penegertian instrumen adalah sebuah
alat yang digunakan untuk memeriksa, meneliti, dan menyajikannya secara
sistematis dan obyektif untuk menguji suatu hipotesis.[2]
Berikut ini akan
dipaparkan pengertian instrumen menurut beberapa ahli dalam bidang penelitian. Pertama,
Ibnu Hadjar menyatakan bahwa instrumen adalah sebuah alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi secara obyektif.[3] Kedua,
menurut Suharsimi Arikunto instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data.[4]
Berdasarkan beberapa pengertian instrumen di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian instrumen penelitian adalah alat yang dgunakan untuk mengumpulkan
informasi yang ada di lapangan, untuk kemudian diolah menjadi data yang lebih
sistematis.
Seperti yang telah
diketahui bahwa metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian
kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Lantas adakah perbedaan instrumen
yang digunakan dalam kedua metode penelitian tersebut? Pastinya terdapat
perbedaan penggunaan instrumen penelitian dalam kedua metode penelitian
tersebut. Data penelitian kuantitatif yang berupa angka, memerlukan instrumen berupa
sebuah alat yang mampu mengolah angka-angka tersebut. Instrumen penelitian
kuantitatif berupa sebuah alat yang bahkan memiliki standarisasi tertentu,
untuk menjamin data yang dihasilkan benar-benar valid.
Sementara dalam pemlitian
kualitatif, informasi yang didapatkan bersifat abstrak dan tidak dirubah
menjadi angka-angka. Lantas piranti apa yang digunakan penliti dalam mengambil
dan menganalisa data dalam penelitian kualitatif? Instrumen terpenting yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Lebih lanjut
akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.
b. Instrumen dalam Penelitian Kualitatif
Seperti yang telah
disinggung di atas, bahwa instrumen paling penting dalam penelitian kualitatif
adalah peneliti itu sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan, seorang peneliti
tetap membutuhkan piranti pengambilan data seperti halnya dalam penelitian
kuantitatif semacam tape recorder maupun kamera. Namun kegunaan dari
alat-alat tersebut tergantung pada peneliti, apakah hendak digunakan dalam
penelitian atau tidak.
Jika demikian, bagaimana
dengan keobyektifan hasil penelitian kualitatif? Maka dari itu diperlukan
proses validasi bagi seorang peneliti untuk menjamin keobyektifan data yang
dihasikan. Validasi terhadap peneliti meliputi pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap permasalahan yang sedang diteliti,
kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian.[5] Lebih
lanjut peran peneliti dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai human
instrumen, maknanya yang mengumpulkan data, menilai kualitas data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan adalah peneliti itu sendiri. Maka dari
itu, tingkat intelektualitas seorang peneliti sangat mempengaruhi hasil
penelitian kualitatif.
Seorang peneliti dapat dikatakan
menjadi bagian dalam instrumen penelitian, karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
v Seorang peneliti dapat bereaksi terhadap segela jenis gejala dalam sebuah
permaslahan, ia mampu membedakan informasi apa saja yang layak dijadikan
sebagai data penelitian kualitatif.
v Tidak ada instrumen lain, semisal angket atau tes yang mampu menangkap
keseluruhan situasi kecuali indera yang dimiliki oleh manusia.
v Hanya manusia yang mampu menentukan kesimpulan berdasarkan data yang tidak
dapat diangkakan.
c. Kelebihan peneliti sebagai human instrument
Ketika seorang peneliti bertindak langsung
sebagai instrumen penelitian, maka hal tersebut akan memberikan keuntungan atau
kelebihan dalam proses pengumpulan data penelitian kualitatif. Kelebihan
tersebut di antaranya[6]:
v Peneliti dapat
langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subyek
penelitian. Peneliti akan mampu memahami setiap makna tersembunyi di balik
realita yang kasat mata.
v Peneliti akan
mampu menentukan jumlah data yang akan diambil, kapan harus mengambil
kesimpulan bahkan kapan sebuah penelitian dapat dihentikan. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner)
yang membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja. Penelitian kualitatif lebih bebas dan tak terikat dengan aturan tersebut.
v Peneliti dapat
langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara
terus menerus, dan secara membangun pemahaman yang tuntas tentang permasalahan
tersebut.
d.
Kekurangan peneliti sebagai human instrument
Selain memiliki kelebihan, peneliti sebagai
instrumen penelitian pun memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut adalah sebagi
berikut[7]:
v Tidak mudah
menjaga obyektivitas dan netralitas sebagai peneliti. Keterlibatan subyek
memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti
akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi
dengan hasil pemikirannya sendiri. Bahkan seorang peneliti akan cenderung
bersifat subyektif dan memihak pada salah satu pihak.
v Kualitas hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh kemampuan
peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti
juga harus memiliki kepekaan dan wawasan untuk menangkap simbol-simbol dan
makna-makna yang tersembunyi. Namun seringkali peneliti mengalami kesulitan
untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis.
v Peneliti harus
memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada subyek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian
dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui
statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan
hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terduga
sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa
dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak
mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.
3.
Penutup
a.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsmi, Manajemen
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hal. 59.
Bahasa, Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
Sugiyono, Statistika
untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010.
Suryabrata, Sumadi,
Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar