Minggu, 19 Maret 2017

a. Pengertian Instrumen dalam Penelitian Kualitatif



1.  
    Pendahuluan
 Pengertian Instrumen dalam Penelitian Kualitatif
Penelitian merupakan sebuah proses pengumpulan data, kemudian diolah sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, akan dicari solusi dari permasalahan yang telah diteliti. Proses-proses yang harus dilalui dalam sebuah penelitian tidak dilakukan dengan sembarangan. Telah ada sebuah kerangka penulisan baku yang harus dipatuhi oleh seorang peneliti, sehingga di dapatkan sebuah karya ilmiah yang ideal.
Salah satu kaidah dalam penelitian adalah, seorang peneliti harus menentukan sebuah metode untuk mengambil data. Metode penelitian merupakan sebuah cara ilmiah untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Terdapat beragam metode pengambilan data dalam penelitian, di antaranya adalah observasi. Metode ini mengharuskan peniliti untuk terjun langsung ke tempat penelitian untuk mengambil data.
Metode penelitian pun memiliki beberapa komponen yang disebut sebagai instrumen penelitian. Instrumen merupakan sebuah alat atau piranti yang digunakan leh seorang peneliti untuk mengambil data di lapangan. Mungkin kedua hal tersebut, metode dan instrumen penelitian, terdengar memiliki pengertian yang sama, namun pada dasarnya keduanya merupakan dua hal yang sangat berbeda. Metode penelitian merupakan sebuah cara, sedangkan instrumen merupakan sebuah alat. Jadi dalam sebuah metode terdapat sebuah instrumrn atau lebih.
Lantas apa sajakah yang menjadi instrumen penelitian, khususnya dalam metode penelitian kualitatif? Makalah ini akan mencoba menjelaskan beragam instrumen yang sering digunakan peneliti untuk mengambil data dalam penelitian kualitatif.




2.      Pembahasan
a.      Pengertian Instrumen dalam Penelitian Kualitatif
Secara bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, sarana penelitian untuk mengumpulkan data.[1] Sementara itu dalam penelitian kualitatif,penegertian instrumen adalah sebuah alat yang digunakan untuk memeriksa, meneliti, dan menyajikannya secara sistematis dan obyektif untuk menguji suatu hipotesis.[2]
Berikut ini akan dipaparkan pengertian instrumen menurut beberapa ahli dalam bidang penelitian. Pertama, Ibnu Hadjar menyatakan bahwa instrumen adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi secara obyektif.[3] Kedua, menurut Suharsimi Arikunto instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data.[4] Berdasarkan beberapa pengertian instrumen di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian instrumen penelitian adalah alat yang dgunakan untuk mengumpulkan informasi yang ada di lapangan, untuk kemudian diolah menjadi data yang lebih sistematis.
Seperti yang telah diketahui bahwa metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Lantas adakah perbedaan instrumen yang digunakan dalam kedua metode penelitian tersebut? Pastinya terdapat perbedaan penggunaan instrumen penelitian dalam kedua metode penelitian tersebut. Data penelitian kuantitatif yang berupa angka, memerlukan instrumen berupa sebuah alat yang mampu mengolah angka-angka tersebut. Instrumen penelitian kuantitatif berupa sebuah alat yang bahkan memiliki standarisasi tertentu, untuk menjamin data yang dihasilkan benar-benar valid.
Sementara dalam pemlitian kualitatif, informasi yang didapatkan bersifat abstrak dan tidak dirubah menjadi angka-angka. Lantas piranti apa yang digunakan penliti dalam mengambil dan menganalisa data dalam penelitian kualitatif? Instrumen terpenting yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Lebih lanjut akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.
b.      Instrumen dalam Penelitian Kualitatif
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa instrumen paling penting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan, seorang peneliti tetap membutuhkan piranti pengambilan data seperti halnya dalam penelitian kuantitatif semacam tape recorder maupun kamera. Namun kegunaan dari alat-alat tersebut tergantung pada peneliti, apakah hendak digunakan dalam penelitian atau tidak.
Jika demikian, bagaimana dengan keobyektifan hasil penelitian kualitatif? Maka dari itu diperlukan proses validasi bagi seorang peneliti untuk menjamin keobyektifan data yang dihasikan. Validasi terhadap peneliti meliputi pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap permasalahan yang sedang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian.[5] Lebih lanjut peran peneliti dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai human instrumen, maknanya yang mengumpulkan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan adalah peneliti itu sendiri. Maka dari itu, tingkat intelektualitas seorang peneliti sangat mempengaruhi hasil penelitian kualitatif.
Seorang peneliti dapat dikatakan menjadi bagian dalam instrumen penelitian, karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
v  Seorang peneliti dapat bereaksi terhadap segela jenis gejala dalam sebuah permaslahan, ia mampu membedakan informasi apa saja yang layak dijadikan sebagai data penelitian kualitatif.
v  Tidak ada instrumen lain, semisal angket atau tes yang mampu menangkap keseluruhan situasi kecuali indera yang dimiliki oleh manusia.
v  Hanya manusia yang mampu menentukan kesimpulan berdasarkan data yang tidak dapat diangkakan.
c.       Kelebihan peneliti sebagai human instrument
Ketika seorang peneliti bertindak langsung sebagai instrumen penelitian, maka hal tersebut akan memberikan keuntungan atau kelebihan dalam proses pengumpulan data penelitian kualitatif. Kelebihan tersebut di antaranya[6]:
v  Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subyek penelitian. Peneliti akan mampu memahami setiap makna tersembunyi di balik realita yang kasat mata.
v  Peneliti akan mampu menentukan jumlah data yang akan diambil, kapan harus mengambil kesimpulan bahkan kapan sebuah penelitian dapat dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja. Penelitian kualitatif lebih bebas dan tak terikat dengan aturan tersebut.
v  Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara membangun pemahaman yang tuntas tentang permasalahan tersebut.
d.      Kekurangan peneliti sebagai human instrument
Selain memiliki kelebihan, peneliti sebagai instrumen penelitian pun memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut adalah sebagi berikut[7]:
v  Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas sebagai peneliti. Keterlibatan subyek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan hasil pemikirannya sendiri. Bahkan seorang peneliti akan cenderung bersifat subyektif dan memihak pada salah satu pihak.
v  Kualitas hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki kepekaan dan wawasan untuk menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. Namun seringkali peneliti mengalami kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis.
v  Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada subyek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.
3.      Penutup
a.      Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsmi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hal. 59.
Bahasa, Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.


[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, hal. 1543.
[2] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 27.
[3] Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 73.
[4] Suharsmi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hal. 59.
[5] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 79.
[6] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 54.
[7] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 56.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar